Pengalaman belajar, Workshop Family Strategic Planning


-Tulisan ini bersumber dari pengalaman belajar saya dalam Workshop Family Strategic Planning yang disampaikan oleh Bu Septi dan Pak Dodik. Acara tersebut diadakan oleh Ibu Profesional Kalsel. Tulisan ini hanya secuil dari ilmu dan pengalaman yang pemateri sampaikan-


"Pendidik pertama dan utama bagi anak-anak adalah ibunya, pendidik pertama dan utama bagi istri adalah suaminya."

Kalimat tersebut disampaikan Pak Dodik sebagai pengantar materi workshop. Saya bersyukur bisa menerima ilmu tentang FSP secara langsung dari Bu Septi dan Pak Dodik. Sebelumnya saya hanya membaca dari kulwap dan itupun sendirian, tanpa soulmate. Kemarin bisa ikut dengan suami juga. Semoga dengan ilmu yang kami dapatkan semakin jelas dan terarah tercapainya tujuan dari keluarga kami.

Keluarga adalah sebuah tim. Kunci yang diberikan pemateri untuk mengeratkan hubungan dalam keluarga dan tercipta ide-ide kreatif adalah dengan hal berikut yang disampaikan dengan yel2,
Kami kami kami satu tim,
main bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng.. booomm. 
Kalau bahasa keren dalam IIP, 3 hal tersebut akan membentuk a home team dalam keluarga.
Dan selama perjalanan workshop, ada beberapa yel2 dan lagu2 berkaitan dengan keluarga. Ini menarik karena secara tidak langsung saya jadi hafal dan sering saya praktikkan dengan anak-anak dirumah.

Sesungguhnya setiap keluarga memiliki keunikan masing-masing. Bukan hal yang tepat untuk membandingkan antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Karena masing-masing keluarga memiliki cara yang unik untuk BAHAGIA.

Kunci utama untuk meraih kebahagiaan keluarga adalah dengan adanya kesepakatan dan penerimaan dalam keluarga. Misal, keluarga si A sepakat dan menerima kondisi LDM karena suami ada tugas kantor. Sedangkan keluarga si B lebih memilih memiliki motto "makan nggak makan asal ngumpul". Keduanya sah-sah saja asal hal itu disepakati dan diterima dalam keluarga. Contoh lain, ada keluarga yang lebih memilih homeschooling sedangkan keluarga lain memilih sekolah dalam sebuah lembaga.
Sambil mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Pak Dodik, saya pun sepakat dan  menerima poin yang disampaikan beliau. Saya fikir, kedua pilihan tersebut bukanlah suatu hal yang melanggar aturan agama, jadi keduanya oke saja. Poin pentingnya adalah apakah keduanya membuat bahagia dan dijalankan dengan sungguh-sungguh demi kemuliaan keluarga. 

Semakin siang semakin menarik materi yang disampaikan dan pertanyaan yang perlu kami jawab dan diskusikan bersama pasangan. Layaknya sebuah kapal, keluarga seharusnya memiliki tujuan yang jelas kemana ia akan berlabuh. Oleh karena itu, FSP menjadi suatu hal yang penting dilakukan dalam  keluarga sebagai sebuah sarana  untuk menentukan visi misi keluarga dan capaian keluarga dalam periode tertentu.
Dari sisi waktu, FSP bisa dilakukan setiap awal tahun Masehi atau Hijriyah, bahkan ada beberapa keluarga yang melakukan FSP saat anniversary. Semua itu boleh, tergantung kesepakatan masing-masing keluarga.
Dari sisi hasil, FSP bersifat dinamis, bisa jadi dalam perjalanannya mengalami perubahan. Perubahan tersebut bukan yang berbelok dari tujuan utama, akan tetapi bisa jadi menjadi lebih spesifik atau ada perubahan yang lebih baik.

Berikut adalah unsur-unsur FSP, (yang saya fahami)
1. Visi misi (harapan keluarga).
Tulis visi misi atau harapan keluarga yang ingin dibangun. Kemudian mendetailkan visi misi menjadi lebih spesifik dengan standar SMART (Spesifik, measurable, achievable, realistic, timebound)

2. Kelebihan dan keunikan anggota keluarga.
Prinsip yang digunakan dalam poin ini adalah meninggikan gunung, bukan meratakan lembah. Tuliskan dengan detail kelebihan masing-masing anggota keluarga. Meski itu hal yang terlihat sepele, misal suka tersenyum, kita diminta untuk menuliskannya.

3. Core value
Tentukan nilai keluarga yang akan dipegang teguh apapun yang terjadi. Cukup kita tentukan 2-3 saja. Contoh nilai keluarga Pak Dodik dan Bu Septi adalah iman dan kehormatan. Maka, ketika ada suatu peristiwa atau keputusan yang diambil, pertanyaan yang diajukan adalah; apakah hal ini menambah iman dan kehormatan atau tidak, kalau iya lanjut, kalau tidak maka hal tersebut tidak dilakukan.

4. Golden Rules
Dalam perjalanan sebuah keluarga, bisa jadi di kemudian hari ada badai yang menghadang. Maka diperlukan aturan atau prinsip ketika hal itu terjadi. Contoh dari keluarga pemateri adalah; 1) ketika sedang emosi, wajib tetap berkomunikasi, 2) keputusan yang diambil batal demi hukum saat diambil dalam keadaan emosi, 3) ketika terjadi perselisihan, mengembalikan kepada Al Qur'an dan hadits.

5. Bekal
Bekal yang dimaksud disini bisa dalam hal biaya, waktu dan tenaga. Baik finansial maupun non finansial. Satu prinsip yang pemateri telah alami kemudian meyakinkan kami adalah anak-anak kita adalah milik Allah, maka apa yang menjadi kebutuhan mereka dan bagian dari peran hidup mereka, Allah pasti akan memberikan Rizqi dan kemudahan. 

6. Support sistem
Yakni dukungan dari orang-orang di sekitar. Bisa jadi anggota besar, tetangga, atau teman-teman kita yang bisa membantu mencapai tujuan keluarga. Misal, dalam suatu projek kakak pertama memerlukan seorang yang ahli dalam bidang pertanian. Hal itu bisa juga dikatakan sebagai support sistem.

Sejatinya, FSP yang dirancang dan ditulis bersama anggota keluarga adalah bagian dari ikhtiar dan doa kepada Allah. Setelah dijalankan, justru lebih banyak lagi Allah mengabulkan dan menunjukkan jalan tercapainya tujuan dalam keluarga.
Satu hal lagi, FSP adalah sebuah mimpi. Ceritakan mimpi tersebut kepada keluarga, saudara, teman-teman yang kita percaya terlebih dahulu baru ke orang lain. Agar semakin banyak yang mengaminkan doa-doa kita. Dan siapa tahu mereka bisa menjadi support sistem/perantara yang membukakan jalan bagi kita dan keluarga.

Diakhir sesi, pak Dodik  menyampaikan kepada kami, "Lakukanlah apa yang dipahami. Bisa jadi materi FSP akan berkembang dan berbeda dari apa yang disampaikan hari ini. Mungkin saja akan lahir FSP dari keluarga anda yang sesuai dengan spesifikasi unik keluarga yang lain". Menurut saya ini keren, luar biasa. Beliau mendorong kita untuk tumbuh, berkembang dan berkreasi.

Terimakasih bapak, ibu, dan teman-teman panitia. Alhamdulillah.

Komentar

  1. Menjadi Home Team kualitas A.. Impian yang harus terus diusahakan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih teh Chika... Selalu menginspirasi terutama dalam hal blogging dan teknologi 😊

      Hapus

Posting Komentar