Kelas bunsay di IIP sudah masuk materi ke9, yakni Menumbuhkan Kreativitas Anak. Kali ini kelas lebih hidup dari pada sebelumnya, why? Kok bisa? Iya, pas sekali dengan tema materi kali ini, ibu Septi memberikan gaya berbeda dalam penyampaian materi dan diskusi. Sebelumnya kami langsung menerima materi utuh, tinggal kunyah-kunyah lalu jika ada yang tidak faham tinggal menyampaikan pertanyaan dan akan dijawab oleh ibu. Untuk metode yang sekarang, kami harus memutar otak lebih banyak, membuka referensi-referensi yang lain, dan merenungkan serta menuliskan materi dari sudut pandang kami. It's a wowh. Susah tapi menyenangkan. Hehe
Contohnya saat anak ingin meraih sesuatu tapi tidak sampai, ia mencari dan menyusun benda-benda untuk dijadikan pijakan agar tinggi. Itu artinya mereka berusaha mencari solusi atas apa yang mereka alami.
Kadang benda-benda ia susun, dan dia excited banget, "Ma, lihat! Aku berhasil membuat jembatan", teriaknya girang. Eh terkadang orang tuanya malah meremehkan dan tidak mengapresiasi atau terkadang bilang "iya bagus ya nak" tapi sambil nyuci piring. It's a big no to do, parents! Yuk dekati, lihat dan apresiasi hasil karya yang mereka lakukan.
1. Ubah fokus, geser sudut pandang kita
2. Don't assume; kita seharusnya tidak terburu membuat pernyataan berdasar asumsi kita atas apa yang anak-anak lakukan, tapi perbanyak pertanyaan agar anak menyampaikan secara clear dan tugas kita adalah clarify.
3. Outside the box thinking; jangan batasi anak sebatas pemikiran dan pengalaman kita saja, biarkan anak berpikir berbeda dari apa yang kita alami.
Lalu, proses kreativitas apa yang bisa kita lakukan bersama ananda, yakni evolusi, sintetis, dan revolusi. Ketiga proses tersebut adalah proses alamiah anak, tugas orangtua adalah mendampingi dan mendorong, bukan menghambat bahkan mematikannya.
Setelah melakukan perenungan dan buka2 kitab, hehe..
Kreatif adalah (1) menghasilkan sesuatu yang baru, (2) memunculkan solusi. Kuncinya adalah melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, melihat sesuatu sebagai sebuah tantangan dan peluang. Hasil dari ide kreatif tak selalu berupa benda, tetapi bisa juga berupa perilaku.
Contoh ide kreatif yang menghasilkan benda: ananda suka makan mie, tapi dia tidak suka makan sayur. Orang kreatif akan melihat itu sebagai sebuah tantangan untuk dicari solusinya. Muncullah ide "aha" membuat nugget tahu keriting. Sayur diiris/diparut kecil2 dicampur dengan tahu yang dihaluskan, kemudian dibalur dengan mie 😁
Empati (menyerap) adalah kegiatan berkehendak (niat tulus) yang dilakukan dengan antusias dan rasa penasaran yang tinggi untuk mau menyerap semua masukan dari panca indera.
Imajinasi (mengolah), merupakan kegiatan berpikir dan membuka wawasan untuk menghubungkan hasil serapan dengan kegiatan sehari-hari.
Solusi (menyajikan), menerapkan hasil dari olahan yang kita fikirkan. Tahapan yang di dorong rasa penasaran untuk mencoba dan membuka pintu hikmah dan kebijaksanaan.
Konsep ini menurut saya keren sekali dan membuat saya terbangun. Seringnya saya bingung di planning ini itu dalam membersamai ananda, tapi malah minim dalam hal eksekusi. Padahal kuncinya sederhana, main aja sama anak, terus serap dan amati kejadian-kejadian bersama ananda sehari-hari lalu olah dan temukan solusi dan uji cobakan lagi serap lagi olah lagi uji cobakan lagi terus melingkar lagi tahapannya. Hasilnya tak selalu sekali langsung berhasil, justru proses berfikir dan menemukan solusi-solusi yang lain inilah yang disebut kreatif. Saya benar-benar menemukan konsep "aha" disini. 😍
Tambahan dalam konsep ini menurut saya adalah dalam tahapan imajinasi (olah) diperlukan adanya informasi yang benar atau tepat untuk mendapatkan solusi yang tepat.
1. Tidak membahayakan dirinya. Bukan berarti semua hal yang terlihat berbahaya tidak boleh atau kita larang, misal berlatih memotong sayuran untuk anak usia 3 tahun yang sedang dalam fase latihan mandiri. Pisau berbahaya bagi ananda bukan berarti kita melarang mereka memegang pisau tapi dampingi ananda dan berikan penjelasan cara menggunakannya serta apa yang harus dilakukan saat terkena pisau (managemen resiko).
2. Tidak membahayakan orang lain.
3. Tidak melanggar aturan agama.
Kalau kata bang ical, jika ada yang tanya siapa yang kreatif? buru2 angkat tangan dan katakan saya 😁
X
#kelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
#kelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
Komentar
Posting Komentar