Pengeditan naskah/tulisan

Berikut adalah resume kulwap bersama Pak Darma, editor, di grup Enrichment for Facilitating (IIP)

Profil pemateri
Darma Eka Saputra,
Kelahiran Kapau, 18 Maret 19XX.
Domisili di Surabaya.
Status: Not Available anymore.
Pekerjaan: Full time husband, 40 hours (sometimes more) a week Professional Editor.
Hobi: Ya gitu aja, seperti orang kebanyakan, kadang sesekali main-main di alam.

Materi pengantar
Saya akan berbagi sedikit tentang menyunting naskah. Editor atau penyunting naskah tugasnya adalah memastikan naskah yang digarap menjadi layak untuk dibaca.
Kriteria layak dibaca itu adalah
1. Sesuai dengan kaidah EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) kalau dulu namanya EYD
2. Kalimat-kalimatnya efektif dan enak dibaca.

Menjadi editor sebenarnya mencari-cari kesalahan orang lain. Hahahaha
Seorang editor harus teliti dan sabar, apalagi menggarap naskah ratusan halaman. Matanya harus jeli mengecek saltik (salah ketik) atau typo.

Lalu, insting berbahasanya juga harus bagus.
Ini bisa diasah, dengan banyak membaca dan menulis..


Diskusi
1. Ijin bertanya pak.
Jika harus sesuai EYD apakah artinya bahasa tulisan harus baku?
Apakah nanti tetap akan enak dibaca?
Maaf masih suka rancu juga dengan pengertian dari EYD. 😅
🔵
Sesuai EYD ga selalu harus baku. kita sesuaikan dengan target pembaca kita. Yang penting sesuai kaidah, misal
"Aku senang _banget_ sama masakan ini"
2.

a. Adakah tips dan trik pak Darma temukan saat editing naskah yang cepat tetapi tepat?
🔵
Latihan yang banyak. Banyak baca dan banyak nulis. Kecepatan masing-masing orang berbeda sih, ada yang dalam 8 jam bisa menyelesaikan 20 halaman A4, ada yg cuma bisa 10

b. Berapa lama Pak Darma editing satu naskah buku?
🔵
Tergantung bukunya, dan tebalnya. Kalau saya karena fokus kami adalah buku-buku terjemahan, untuk tebal 200-300 halaman sekitar 3-4 minggu.

c. Biasanya Pak Darma editing naskah apa saja?
🔵
Buku-buku terjemahan dengan fokus pada tema kepemimpinan, pengembangan diri

d. Kalau misalnya ada yang menawarkan jasa editing seperti itu, adakah rate khusus? Karena pernah diajak jadi editor hanya saja belum merasa mampu.
🔵
Ada, tapi tergantung tingkatan editan. Mayor atau minor.


3.
a. Pernah tulisan saya di edit, tapi editan itu justru mengurangi tujuan yg akan disampaikan oleh Kita. Pertanyaannya:
Apakah boleh mengedit tanpa persetujuan penulis bila Ada editan yg dpt mengubah tujuan tulisan?
🔵
Biasanya kalau editan diusahakan tidak mengubah makna atau tujuan tulisan. Oleh karena itu, biasanya kalau untuk buku, editor akan berkomunikasi intens dengan penulisnya.

Editor sebenarnya tidak hanya mengolah kalimat agar sesuai EBI (EYD), tapi juga agar naskah secara keseluruhan itu runut, nyambung, tidak bertele-tele

b. Apakah Ada kode etik dalam mengedit Pak?
Apa ya.. Hahahaha, ndak ada kode etik tertulis sih


4. Editan mayor atau minor itu dilihat dari jumlah halaman ya pak?
🔵
editan mayor atau minor itu tingkatannya
Editan mayor termasuk menyunting pemakaian kata, keefektifan kalimat,
Editan minor hanya di tanda baca, huruf besar kecil

5. Bagaimana awal bapak menjadi editor?
🔵
Awalnya karena saya senang membaca, menulis, sempat ikut kelas menulis di Masjid Salman ITB. Lalu kebetulan ada lowongan di surabaya untuk menjadi editor. Maka pindahlah saya dari Bandung ke Surabaya.

6. Apa saja syarat menjadi editor?
🔵
Semua orang bisa kok jadi editor. Asalkan paham dan menguasai EBI.
Lalu menjawab mbak Fitrhoh, tidak harus bergabung dengan penerbit. Mentor nulis saya editor lepas untuk beberapa penerbit kok.

7. Bagaimana cara memulai menjadi editor?
🔵
Waduh, cara mulainya gimana ya? Saya juga karena di komunitas sudah dikenal seneng baca seneng nulis, makanya diminta tolong untuk ngegarap naskah..

Coba dengan mulai menulis sesuai kaidah EBI, publikasikan, lalu "jual diri" ke penerbit-penerbt

8. Apakah kita harus memiliki karya tulisan untuk menjadi editor?
🔵
Blog juga gapapa sih, kalau kata saya. Tapi pastikan tulisan di blog itu benar-benar oke..
Tulisan di blog yang oke untuk dijadikan bahan "jualan"
Kesesuaian judul dan isi.
Isi runut dan tidak bertele-tele.
Sesuai EBI

9.
Jaman now kan banyak buku yang menggunakan bahasa lisan. Apakah berarti dibolehkan ya untuk penggunaan bahasa lisan kedalam tulisan?
🔵
Sekali lagi, sesuaikan dengan target pembaca. Kalau di salin plek dari bahasa lisan ke tulisan, ga terlalu oke sih (ini menurut saya)

10. Bagaimana cara kita mengetahui bahasa yang kita gunakan pas dengan pangsa pasar?
🔵
Kan kalau kita mau nulis, kita udah kebayang tulisan ini akan ditujukan kepada siapa. Misalkan, penerbit saya tergetnya adalah profesional muda usia di atas 30, sedang senang-senangnya berkembang. Berarti bahasa kids jaman now (ini sama sekali ga sesuai kaidah EBI. Heheheh), ga cocok dipakai.
Saya nulis buku parenting, persona pembaca saya "Orang tua muda, usia 30-an, memiliki anak usia 0-10 tahun, pendidikan terakhir minimal SMA, aktivitas pekerja kantoran"

Penutup dari pemateri
Yang harus dimiliki editor saran saya ada dua, KBBI edisi terbaru dan kamus thesaurus

Hati-hati dengan kata baku dan tidak baku. Misal, kita mengenal hembus, padahal yang benar adalah embus. Napas itu diembuskan, bukan dihembuskan.

Perbanyak baca buku terbitan penerbit besar, karena editannya jauh lebih bagus dari pada penerbit kecil. Ini akan mengasah insting berbahasa Kita

Banyak baca banyak nulis

Komentar