Jurnal fasilitator, membentuk karakter anak melalui bertutur

Bertutur merupakan suatu cara yang asyik dalam menyampaikan pesan kepada ananda. Kalau dirunut dari materi IIP, bertutur bisa mencakup ilmu dari beberapa materi yang sudah berlalu. Misalnya, bertutur memerlukan komunikasi produktif, meningkatkan imajinasi, memerlukan banyak membaca untuk semakin memperkaya gagasan dalam bercerita/bertutur, dan bisa menjadi cara-cara yang efektif untuk memotivasi kemandirian, kecerdasan emosi, pun kecerdasan finansial anak.

Saya pernah membaca kalau anak tidak akan enolak ketika diajak 3B, bermain bercerita dan bernyanyi. Dan saya membuktikan ini benar adanya. Ananda suka sekali saat diajak bercerita dan tingkat keterpengaruhan cerita dengan kesehariannya lumayan tinggi. Bahkan pernah dia mengalami tantrum , saat emosi saya pun rasanya ikut meninggi, ternyata dia bisa tenang dengan diajak bercerita.

Sebagai fasilitator kelas bunsay, seharusnya bertutur bisa juga digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan memancing kreativitas kelas ya. Akan tetapi bulan ini saya tidak bisa sering menyapa kelas dikarenakan kondisi putri saya yang bergantian sakit. Semoga dalam membersamai materi selanjutnya, saya bisa menggunakan metode bertutur ini untuk memfasilitasi teman-teman di kelas bunsay.

Ada pengalaman menarik saat saya membersamai kelas di materi ini. Sesuai dengan ritme dari pusat yang memulai materi dengan cara berbeda sejak level 9 lalu, yakni dengan berdiskusi. Saat awal penyampaian materi bertutur di kelas, peserta diminta untuk terlibat aktif berimajinasi dan membuat cerita. Ada yang berimajinasi dan berhasil membuat cerita. Ada juga yang masih bingung saat melihat gambar dan harus membuat cerita apa. Hal ini membuktikan bahwa imajinasi kita sebagai orang tua pun harus terus diasah agar kita bisa membersamai ananda yang memiliki dunia imajinasi yang tinggi. Karena imajinasi adalah sumber kreativitas.

Komentar