Jurnal fasilitator, untuk Materi Berfikir Kreatif

Berfikir kreatif
Allah menganugerahkan akal kepada manusia. Dengan akal, manusia berfikir dan menyelesaikan setiap tantangan-tantnagan yang dihadapi.
Alhamdulillah, saya belajar hal baru lagi tentang proses berfikir. Materi ke 9 dalam kuliah bunsay membahas tentang "Berfikir Kreatif". Bahwasanya, setiap anak terlahir kreatif, dipenuhi rasa ingin tau dan semangat belajar yang tinggi. Kalau berdasarkan pengamatan kepada ananda yang sekarang berusia 3 tahun, dulu dia sering sekali bertanya "Itu apa/siapa", kemudian berlanjut ia memahami makna kata tanya "dimana" dan sekarang hari-hari yang ia tanyakan adalah "kenapa". Well, hal itu cukup membuktikan dan meyakinkan saya untuk membenarkan pernyataan setiap anak anak fitrahnya memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Termasuk dalam hal kreativitas, anak-anak memiliki "cara" untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi.

Orang tua sebagai fasilitator seharusnya tidak mencukupkan diri hanya dengan menjawab setiap pertanyaan yang mereka ajukanRasa ingin tau dan daya kreativitas anak-anak bisa dikembangkan dengan cara bertanya.
Bertanya adalah cara yang efektif untuk mengajak anak-anak berfikir. Sehingga mereka bisa sampai level berfikir tingkat tinggi.

Berdasarkan taksonomi bloom, terdapat 6 klasifikasi level berfikir. Berikut adalah tabel yang berisi kata kerja yang menunjukkan kemampuan berfikir dalam masing-masing level.


Sedangkan tabel dibawah ini terdapat contoh kata tanya untuk menunjukkan level berfikir


Untuk sementara ini, yang saya lakukan kepada ananda adalah membersamainya tumbuh. Di usianya yang masih dini, saya berusaha memberikan nutrisi yang baik bagi otaknya, melatihnya mengindera sesuatu dengan seksama, dan memberikan informasi yang benar terhadap sesuatu. Ibarat kata, ini masih tahap awal untuk mencapai kemampuan berfikir tingkat tinggi, tapi justru pijakan/pondasi yang kuat akan menopang bangunan yang kokoh. 
Sehingga, ibunya harus berlatih lebih keras agar siap menemani ananda melalui tahapan-tahapan level berfikir tingkat tinggi.


Selain itu, sebagai fasilitator kelas bunsay, saya juga mencoba untuk tidak selalu menjawab pertanyaan, tapi mengajukan pertanyaan. Kalau membaca di Socratic method.pdf yang dibagikan di kelas pengayaan untuk fasilitator kelas bunsay, metode bertanya bagus untuk menemukan ide baru dari pelajar itu sendiri dan membuat kelas menjadi aktif. Ketika saya mengajak kelas untuk mendiskusikan tentang LOTS dan HOTS, kelas memang lebih aktif dan muncul saling tanya jawab di kelas. Meski demikian, saya tetap melakukan evaluasi. Leading question yang saya berikan masih perlu dibenahi lagi untuk memancing keaktifan kelas dan ide yang keluar dari member. Hal itu ditandai dengan sedikitnya member yang berkenan memberikan kesimpulan dan menyampaikan pemahaman mereka diakhir sesi diskusi. Hal ini membuat saya lebih tertantang dalam membersamai kelas di level materi selanjutnya, berharap semakin banyak ide aha yang muncul dari member.

#JurnalFasilitator

Sumber inspirasi:
1. Hasil diskusi di kelas bunsay IIP
2. Menyiapkan anak tangguh, oleh Yanti Tanjung
3. Effective questioning and talk.pdf
4. Socratic method.pdf


Komentar