Menasihati dengan cara ampuh agar tidak rapuh

Memberikan nasihat memang baik. Akan tetapi ia harus dikelola dengan benar agar nasihat tidak masuk telinga kanan keluar dari telinga kiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan nasihat, yakni
- sebelum kita banyak berbicara untuk memberikan nasihat, cobalah untuk membuat anak atau yang kita nasihati mengungkapkan terlebih dahulu apa yang dia rasakan atau dia pikirkan. Setelah itu, baru kita yang menasihatinya dengan kalimat positif dan fokus pada solusi, bukan kalimat menyalahkan.

- selanjutnya, cari waktu atau kondisi yang tepat untuk memberikan nasihat. Kadangkala kita memang benar-benar gemas dan ingin segera meluapkan emosi dan tanggapan terhadap apa yang dia lakukan, tapi tetap berusahalah untuk tenang karena menyampaikan sesuatu di saat yang tidak tepat bisa jadi hanya akan menambah rasa beratnya menerima nasihat kita. Saat rileks, saat kondisinya sudah lebih baik atau terkontrol, saat sebelum tidur atau bangun tidur adalah waktu-waktu yang tepat untuk menyampaikan nasihat. Ingat, bahasa menyampaikan adalah bahasa solutif bukan bahasa menyalahkan.

Misal:
M: mama lihat akhir-akhir ini kamu sering melihat hp sambil senyum-senyum. Sedang ada yang menarik ya?
A: iya ma...
M: boleh Tau apakah Hal yang menarik itu?
A: (dag dig dug mau cerita)
M: (tersenyum Dan menanti)
A: ma, aku suka sama si A
M: alhamdulillah, itu Hal yang normal. Menyukai lawan Jenis adalah bagian Dari fitrah manusia. Tapi, kk sudah Tau kan bagaimana Islam mengaturnya?
A: iya ma.. gak boleh pacaran.
M: alhamdulillah.. kk mengetahuinya. Kk sekarang masih sekolah sebentar lagi sudah ujian, lebih baik fokus untuk belajar dulu ya nakk. Rasa dag dig dugnya dialihkan ya, bisa dengan ngaji Al quran, belajar atau
hal2 positif yang lain.
....

Kunci menyampaikan nasihat adalah dengarkan dia terlebih dahulu, sampaikan dengan bahasa solutif di saat yang tepat.
Selamat mencoba!

Terinspirasi Dari tulisan abah ihsan dalam buku "sudahkah aku jadi orangtua shaleh?" Dan kuliah di IIP "Bunda sayang, komunikasi produktif"

Komentar